PEMELIHARAAN PADA HUTAN RAKYAT

Posted by IIS YUNINGSIH on Kamis, November 30, 2017 with No comments
PEMELIHARAAN PADA HUTAN RAKYAT
Silvikultur atau budidaya tanaman hutan merupakan komponen pengelolaan hutan pada tindakan level tegakan yang digunakan untuk mengatur struktur, komposisi jenis dan pertumbuhannya. Pada dasarnya tidak ada teknik silvikultur atau cara budidaya yang khusus untuk mengelola hutan rakyat, karena pengelolaan hutan rakyat sepenuhnya hak rakyat itu sendiri sebagai pemilik lahan, dan mereka yang lebih mengetahui potensi dan masalah lahannya. Sebagai pedoman dalam pengelolaan hutan rakyat yang sesuai dengan aspek silvikultur maka, kegiatan pemeliharaan tanaman terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.      Rahabilitas teras dan Saluran pembuangan air (SPA /SPAT)
Tujuannya untuk menyempurnakan bangunan teras sehingga dapat mengurangi degradasi lahan akibat terjadinya erosi sehingga kualitas lahan dapat terjaga.
2.      Pendangiran Tanah dan Penyu laman Tanaman
Pendangiran tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tercipta kondisi aerasi dan drainase tanah yang baik, sedangkan penyulaman tanaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang mati guna meningkatkan keberhasilan tanaman.

3.    Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan dalam tahapan pemeliharaan. Pemupukan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tegakan dan produksi usahatani yang akhirnya akan berpengaruh pada tingkat pendapatan petani. Sebaliknya jika tidak dilakukan pemupukan akan terjadi penurunan kesuburan tanah yang akan menyebabkan menurunnya kualitas pada tegakan dan produksi usahatani.

Pemupukan biasanya dilakukan pada tahun pertama sampai pada tahun ke tiga. Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk yang sudah dipermentasi sedangkan pupuk anorganik bisa menggunakan NPK, Phospat dan lain-lain.

Frekuensi pemupukan untuk tanaman kayu-kayuan cukup dilakukan setahun sekali selama tiga tahun. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada musim hujan supaya unsur hara tersebut dapat diserap oleh akar pohon. Dosis pemupukan baik pupuk organik maupun pupuk anorgani disesuaikan dengan kondisi tanahnya. Sebagai acuan untuk pemupukan tanaman kayu-kayuan perpohon dengan menggunakan pupuk NPK adalah sebagai berikut : Tahun ke-1 sebanyak 180 g/pohon, tahun ke-2 sebanyak 150 g/pohon dan pada tahun ke-3 sebanyak 200 g/pohon
Ada pun teknik pemupukan untuk tegakan kayu-kayuan adalah sebagai berikut :
  • Batas tajuk untuk membuat lorakan
  • Buat lorakan mengelilingi pohon inti untuk meletakan pupuk
  • setelah pupuk di letakan dilorakan kemudian ditutup kembali oleh tanah agar jika ada hujan tidak terbawa air hujan
4.      Penyiangan
Kegiatan penyiangan dimaksudkan untuk menghilangkan tanaman pengganggu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengurangi kompetisi dengan tanaman pengganggu dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari. Penyiangan diakhiri setelah tanaman mampu bersaing dengan tumbuhan liar terutama untuk memperolah cahaya matahari. Untuk jenis cepat tumbuh (fast growing species) biasanya dicapai pada umur 2-3 tahun sedangkan untuk jenis lambat tumbuh dicapai pada umur 3-4 tahun.
5.      Pemangkasan Cabang (Prunning)
Pemangkasan adalah kegiatan yang bertujuan untuk pembuangan cabang bagian bawah untuk memperoleh batang bebas cabang yang panjang dan bebas dari mata kayu.
Tujuan dari Prunning adalah  mengurangi gangguan tanaman pertanian berupa naungan dari tanaman tahunan, meningkatkan kualitas batang dengan mengurangi cacat mata kayu, memenuhi kebutuhan energi berupa kayu bakar, serta untuk memenuhi kebutuhan akan hijauan makanan ternak.
5.      Penjarangan
Penjarangan tegakan adalah tindakan pengurangan jumlah batang per satuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka mengurangi persaingan antar pohon dan meningkatkan kesehatan pohon dalam tegakan.
Untuk jenis pohon cepat tumbuh penutupan tajuk terjadi pada umur lebih muda dibandingkan jenis medium atau lambat tumbuh. Umumnya untuk jenis cepat tumbuh penjarangan pertama berkisar antara 3-4 tahun dan untuk jenis medium dan lambat antara 5-10 tahun.
Kegiatan penjarangan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau karena sifatnya penebangan. Pohon-pohon yang dimatikan dalam penjarangan terdiri dari :
  • Pohon-pohon dengan batang cacat atau sakit ( bengkok angin, pangkal batang berlubang atau cacat, luka terbakar, luka tebangan, benjol inger-inger dan sebagainya)
  • Pohon-pohon yang kurang baik bentuk atau kualitasnya (garpu, bayonet, bengkok, benjol, muntir, beralur dan bergerigi yang dalam)
  • Pohon-pohon tertekan (kecuali untuk mengisi lubang-lubang tajuk) pohon yang tajuknya , seluruh atau sebagian besar, berada di bawah tajuk pohon lain dan tingginya kurang dari 3/4 tinggi rata-rata.
Metode penjarangan yang dapat dipilih diantaranya yaitu :
a.     Penjarangan seleksi rendah
  • Sebagai dasar pertimbangannya adalah memicu pertumbuhan dan meningkatkan kualitas tegakan tinggal
  • semua pohon berukuran kecil dan pertumbuhannya kurang baik atau tertekan ditebang/dijarang
b.   Penjarangan tajuk
Ada dua tipe penjarangan tajuk yang dapat dipergunakan yaitu :
  • Penjarangan tajuk ringan
Menurut metode ini semua pohon yang mati karena terserang penyakit dan pohon yang menduduki lapisan tajuk teratas (wolf trees) dijarangkan. Pohon yang ditinggalkan terdiri dari pohon yang termasuk kelas dominan
  • Penjarangan tajuk berat
Metode ini hampir sama dengan penjarangan tajuk ringan. Bedanya semua pohon yang menyaingi pohon yang terpilih termasuk sekalipun pohon yang dominan ditebang. Pohon yang sudah ditetapkan tersebut tersebar merata di seluruh areal dan tidak menyaingi.
6.      Pemberantasan Hama dan Penyakit

Bertujuan untuk mengatur populasi hama dan penyakit agar tidak menimbulkan keruskan yang dinilai secara ekonomis merugikan.