PERSEMAIAN SWADAYA
PADA KTH PUTRA HARAPAN
Sengon atau albasia, merupakan jenis tanaman kayu-kayuan yang
menjadi primadona bagi sebagian besar masyarakat pemilik lahan kering. Selain pertumbuhannya cepat dan berumur
relativ pendek, juga harga jual kayunya cukup tinggi dan stabil serta dari
waktu ke waktu cenderung meningkat.
Seiring dengan hal tersebut, maka kebutuhan bibit sengon/albasia
semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya para penangkar bibit yang mengembangkan jenis sengon/albasia
tersebut untuk dijual kepada masyarakat yang membutuhkannya. Penjualan bibit sengon sudah dilakukan/dijual
secara keliling (menggunakan mobil pickup) bahkan sudah dijual secara online
yang notabene asal usul benih dari bibit tersebut tidak jelas.
Bibit sengon/albasia yang berkulitas baik adalah bibit yang
bersumber dari pohon induk yang baik dan atau sudah disetifikasi bahkan
seharusnya bibit tersebut berasal persemaian yang dekat dengan lokasi tanaman
agar bibit yang dihasilkan sudah beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Sedangkan bibit sengon/albasia yang beredar
dimasyarakat sebagian besar tidak jelas asal-usulnya, artinya apakah bibit berasal
dari pohon induk yang baik atau bukan.
Melihat prosefek tersebut, Kelompok Tani Hutan (KTH) Putra Harapan yang merupakan salah satu KTH
yang ada di Kecamatan Gunungtanjung, memiliki keinginan untuk membuat
persemaian sengon secara swadaya.
Kendala yang dihadapi oleh KTH Putra Harapan dalam membuat persemaian
tersebut adalah belum mengetahui dan menguasai pengetahuan serta keterampilan
dalam membuat persemaian Sengon.
Memperhatikan kendala yang d hadapi oleh KTH Putra Harapan
tersebut, maka Penyuluh Kehutanan wilayah Kec. Gunungtanjung berupaya membantu memecahkan
kendala tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan Pendidikan
dan latihan bagi petani melalui Kursus Tani.
Kursus Tani merupakan proses belajar mengajar bagi pelaku utama beserta
keluarganya yang diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman petani. Proses kegiatan
belajar-mengajar dalam kursus tani “belajar sambil melakukan dan belajar dengan
melihat”.
Dengan cara tersebut, KTH Putra Harapan bisa berpartisifasi aktif,
mengerjakan, memecahkan masalah dan dapat belajar dari pengalaman. Materi yang
diajarkan meliputi perlakuan benih sengon, pembuatan bedeng sapih, penaburan
benih sengon, pengisian polybag, penyapihan bibit, pembuatan naungan dan
pemeliharaan.
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan Kursus Tani tersebut, KTH
Putra Harapan telah membuat persemaian Sengon/albasia secara swadaya sebanyak
3.000 batang, dimana masing-masing anggota KTH sebanyak 15 orang membuat bibit
sengon sebanyak 50 batang. Untuk
persemaiannya dibuat pada 2 titik dan disimpan secara bersama-sama serta pemeliharaannya
juga dilakukan secara bersama-sama sehingga semua anggota yang terlibat dalam
pembuatan persemaian berpartisipasi aktif, mengerjakan dan memecahkan masalah
dan dapat belajar dari pengalaman. Ada pun Permasalahan yang ditemukan oleh
setiap anggota dipecahkan/dibahas pada setiap pertemuan kelompok sehingga bisa berbagi
pengalaman.
Untuk mengembangkan usaha persemaian, kedepannya KTH Putra Harapan
berencana akan membuat persemaian jenis-jenis yang lain seperti Manggis, Petai,
Nangka, Balsa, Manglid, Kamper dan lain-lain. Usaha persemaian tersebut
ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan bibit di kecamatan Gunungtanjung khusunya
dan Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar